Breaking News
Loading...
  • New Movies
  • Recent Games
  • Tech Review

Tab 1 Top Area

Tech News

Game Reviews

Business/feat-big

Recent Post

Showing posts with label Makalah. Show all posts
Showing posts with label Makalah. Show all posts
Konsep Dinamika Sosial Budaya

Konsep Dinamika Sosial Budaya

Konsep Dinamika Sosial Budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1        Latar Belakang Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Perubahan ini dapat terjadi pada setiap aspek kehidupan, baik yang menyangkut norma, tata nilai, status, fungsi, struktur sosial dan lain sebagainya.Perubahan ini dapat terlihat apabila kita membandingkan perkembangan keadaan sesuatu masyarakat dari jaman ke jaman.    Cepat atau lambatnya perubahan sosial pada masyarakat tergantung pada substansi dari masyarakatnya itu sendiri. Masyarakat kota lebih cepat berubah di bandingkan dengan masyarakat desa. Pada masyarakat terasing (terisolasi) perubahan social berjalan sangat lambat bahkan berkecenderunganterjadi stagnasi. Masyarakat bini sering disebut dengan masyarakat tertutup. Contohnya masyarakat yang terdapat di pedalaman Kalimantan atau Irian Jaya (papua). Namun walaupun demikian perubahan-perubahan social budayatetap saja terjadi untuk jangka waktu yang panjang. Pada masyarakat kota, perubahan social budaya lebih terbuka lagi. Perubahan pada fungsi, sistem, dan struktur sosial berjalan dengan cepat seiring dengan perkembangan waktu. Masyarakat yang mudah sekali mengalami perubahan social sering di sebut masyarakat dinamis. 1.2     Tujuan Penulisan Makalah ini di susun dengan tujuan  Untuk memahami dan mengetahui tentang Pengertian Dinamika, Dinamika Kelompok, dan Dinamika Sosial Budaya.     Untuk memahami dan mengetahui tentang Teori – Teori Tentang Dinamika Sosial Budaya, Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Dinamika Sosial Budaya, Dampak Positif  Dan Negatif  Dinamika Sosial Budaya, serta Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan.   Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang di ampu oleh Sri Lestari S.pd 1.3      Batasan Masalah Makalah ini di buat dengan batasan pada konsep Dinamika dan Hubunganya dengan Sosial Budaya, yaitu mengenai pengertian dan penjelasanDinamika dan Hubungannya dengan Sosial Budaya. 1.4   Metode Penulisan Makalah ini di susun dengan metode literatur yaitu mengumpulkan data melalui buku-buku tentang Dinamika Sosial Budaya, serta di lengkapi dengan media internet. 1.5   Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang di gunakan dalam pembuatan makalah iniadalah: BAB I      PENDAHULUAN       Menguraikan tentang latar belakang, Tujuan Penulisan, Batasan Masalah, Metode     Penulisan, Sistematika Penulisan. BAB II    ISI 2.1    Pengertian Dinamika 2.2    Pengertian Dinamika Kelompok 2.3    Pengertian Dinamika Sosial Budaya 2.4    Teori – Teori Tentang Dinamika Sosial Budaya 2.5    Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Dinamika Sosial Budaya 2.6    Dampak Positif  Dan Negatif  Dinamika Sosial Budaya 2.7    Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan  BAB III  PENUTUP 4.1   Kesimpulan 4.2   Saran-saran DAFTAR PUSTAKA BAB  II DINAMIKA YANG BERHUBUNGAN DENGAN SOSIAL dan BUDAYA 2.1       Pengertian Dinamika Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah. 2.2        Pengertian Dinamika Kelompok Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok.Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Sebagaimana menurut Drs. Soelaiman Joesoyf (1986), memberikan batasan bahwa : “Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”.Sedangkankelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut Winardi bahwa : “Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”Dengan demikian dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soelaiman Joesoyf (1983) menyebutkan bahwa : “Dinamika Kelompok berarti suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain. 2.3       Pengertian Dinamika Sosial Budaya Berikut adalah pengertian dinamika sosial budaya menurut beberapa ahli: a)        Selo Soemardjan Menurut Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lemabga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalam nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. b)        Menurut Koenig Perubahan sosial merujuk pada modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. c)        Menurut Gillin dan Gillin Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan – peruabahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat. d)       Menurut Hans Garth dan C. Wright Mills Perubahan sosial adalah apapun yang terjadi dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur social. Jadi dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Perubahan Sosial Budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat pada kurun waktu tertentu yang berupa perubahan cara hidup maupun pola-pola kehidupan masyarakar tersebut yang disebabkan baik karena perubahan – perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat. 2.4       Teori – Teori Tentang Dinamika Sosial Budaya Berikut adalah teori-teoti tentang dinamika sosial budaya: a.    Teori evolusi ( evolutionary theory ) Teori ini berpijak pada teori evolusi Darwin dan dipengaruhi oleh pemikiran Herbert Spencer. Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah Emile Dhurkein dan Ferdinand Tonnies. Dhurkeim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi mempengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan kerja. Sedangakan Tonnies memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat yang sederhana yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yamg memiliki hubungan yang terspesialisasi dan impersonali. Artinya dengan adanya perubahan sosial membuat masyarakat menjadi  lebih individual dan sifat kemasyarakatannya semakin berkurang. Ini dapat dilihat pada masyarakat perkotaan. b.   Teori konflik ( conflict theory ) Menurut teori ini konflik berasal dari pertentangan kelas antara kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial. Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa semua perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Iya yakin bahwa konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat. c.    Teori fungsionalis (Functionalist Theory) Teori fungsionalis berusaha melacak penyebab perubahan sosial sampai ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi mempengaruhi mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang tingkatnya moderat. Konsep kejutan budaya (Kultural Lag) dari William Ogburn berusaha menjelaskan peruabahn sosial dalam kerangka fungsionalis ini. Menurutnya, meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsurnya bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur lainnya tidak secepat itu. Sehingga tertinggal di belakang. Ketertinggalan ini meyebabkan kesenjangan sosial dan budaya antara unsur-unsur yang berubah sangat cepat dan unsur yang berubah lambat. Kesenjangan ini menyebabkan adanya kejutan sosial dan budaya pada masyarakat. Ogburn menyebutkan perubahan teknologi biasanya lebih cepat daripada perubahan budaya non material seperti kepercayaan, norma, nilai – nilai yang mengatur masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu dia berpendapat bahwa perubahan teknologi sering kali menghasilkan kejutan budaya yang pada gilirannya akan memunculkan pola-pola perilaku yang baru.  d.          Teori Siklis (Cyclical Theory)  Teori ini mempunyai sudut pandang yang menarik dalam melihat perubahan sosial. Teori ini beranggapa bahwa perubahan sosial tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun bahkan orang-orang ahli sekalipun. Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban tidak dapat dielakkan dan tidak selamanya perubahan sosial membawa kebaikan. Oswald Spengler mengemukakan bahwa setiap masyarakat berkembang melalui 4 tahap perkembangan seperti pertumbuhan manusia, yaitu : Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Beliau merasa bahwa masyarakat barat telah mencapai masa kejayannya pada masa dewasa yaitu selama jaman pencerahan pada abad XVIII. Sejak saat itu tidak terelakkan lagi peradaban barat mulai mengalami kemunduran ke masa tua. Tidak ada yang dapat menghentikan proses ini.Seperti yang terjadi pada peradaban Babilonia, Mesir, Yunani dan Romawi yang terus mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. 2.5       Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Dinamika Sosial Budaya Ada beberapa hal yang menjadi faktor-faktor yang menyebabkan dinamika sosial budaya. Faktor – faktor tersebut dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: A.    Faktor Internal             Faktor ini adalah faktor yang berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri, antara lain: 1.      Bertambahnya jumlah penduduk Di dunia ini, salah satu masalah sosial yang menjadi sorotan utama masyrakat dunia adalah mengenai pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Tentu saja dengan semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk suatu daerah, mengakibtakan semakin banyak masalah yang ditimbulkannya. Sebagai contoh adalah masalah kurangnya sumber penghasilan. Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan yang mengakibatkan semakin tingginya permintaan akan suatu pekerjaan. Padahal sekarang ini, lapangan pekerjaan semakin sedikit dan terbatas. Konsekuensinya, banyak penduduk yang menjadi pengangguran yang lantas banyak menimbulkan masalah seperti pencurian, perampokan, penculikan. Kondisi inilah yang akan mengubah pola interaski msayrakat sehingga menimbulkan dinamika sosial masyarakat. 2.      Adanya penemuan baru Kita telah mengetahui bahwa manusia adalah makhluk yang dinamis artinya manusia selalu berusaha setiap saat untuk memperbaiki kehidupannya dengan segala cara. Salah satu caranya adalah dengan cara terus menemukan hal-hal baru yang nantinya dapat berguna bagi kehidupan masyarakat di dunia. Dengan pemuan tersebut, kehidupan manusia sedikit banyak akan dapat terbantu, sehingga pekerjaan manusia dapat dilakukan dengan lebih mudah. Adanya inovasi pada berbagai kehidupan sosial dan budaya masyarakat akan memberi pengaruh yang luas pada berbagai kehidupan masyarakat. Pengaruh itu berdampak pada terciptanya perilaku sosial yang baru sekaligus menggeser norma-norma sosial yang lama. Untuk dapat memahami penjelasan di atas, simak contoh berikut ini. Contoh : Penemuan telepon telah mengakibatkan dinamika sosial di dalam masyarakat. Dulu sebelum telepon ditemukan, masyarakat yang letaknya berjauhan tidak dapat berkomunikasi secara langsung dan membutuhkan waktu yang lama. Namun dengan adanya telepon, semua orang entah jaraknya puluhan ribu kilometer dapat berkomunikasi dengan langsung tanpa harus bertatap muka. 3.      Terjadinya pemberontakan atau revolusi Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan mulai dari lembaga Negara sampai keluarga mengalami perubahan yang mendasar. Contohnya adalah revolusi Prancis yang merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah yang tertindas terhadap kekuasaan kerajaan yang bertindak sewenang-wenang. Revolusi ini telah merubah pola kehidupan masyarakat yang dulunya tertindas menjadi lebih bebas. 4.      Ideologi Ideologi bisa diartikan sebagai seperangkat kepercayaan nilai dan norma yang saling berhubungan yang dapat mengarahkan pada tujuan tertentu. Ideologi memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk arah perubahan sosial. Ideologi juga dapat diartikan sebagai pedoman hidup masyarakat, jika ideology tersebut berubah maka yang akan terjadi adalah pola hidup masyarakat pun akan ikut berubah. Ada bermacam – macam ideology yang eksis di dunia yang dikelompokkan menjadi ideologi konservatif atau tradisional, liberal, dan radikal. Untuk mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat, biasanya ideology-ideologi ini dituangkan ke dalam kebiajakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang mengnut salah satu ideologi tersebut. B.     Faktor Eksternal 1)      Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia Penyebab peruabahan yang bersumber dari lingkungan alam fisik, kadang kala disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Terjadinya banana alam seperti banjir dan tanah longsor menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus berpindah meninggalkan daerah tersebut dan mencari tempat tinggal baru sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru yang tentunya telah memiliki kebiasaan-kebiasaan sosial tersendiri. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat. 2)      Peperangan Peperangan antara satu Negara dan Negara lain bisa mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya Negara yang menang memaksakan nilai-nilai dan cara-cara dan lembaga masyarakat yang dianutnya kepada Negara yang dikalahkannya. Contohnya Negara Irak setelah kalah perang melawan pimpinan koalisi AS. AS berusaha memaksakan penerapan system demokrasi menggantikan system Kediktatoran Rezim Sadam Hussein. 3)      Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Di jaman yang semakin terbuka tidak ada Negara atau masyarakat yang menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa atau masyarakat lain. Interaksi yang dilakukan antara 2 masyarakat atau bangsa mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbale balik. Selain masyarakat yang satu bisa mempengaruhi masyarakat yang lainnya, juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi budaya (percampuran budaya). 2.6        Dampak Positif  Dan Negatif  Dinamika Sosial Budaya A.    Dampak Positif Ada beberapa dampak positif yang diakibatkan oleh dinamika social budaya, antara lain: 1.      Menjadikan masyarakat lebih tahu perkembangan jaman yang membuat masyarakat lebih maju Dari penjelasannya mengenai dinamika social budaya di atas, kita dapat mengetahui bahwa dinamika sosial budaya dapat membuat suatu masyarakat semakin makju walaupun ada beberapa masyarakat yang malah menjadi mundur karena adanya dinamika sosial budaya. Namun bagi masyarakat yang dapat menanggapi dinamika sosial budaya dengan baik, dinamika sosial budaya adalah sesuatu yang dapat membuat hidup mereka lebih maju, lebih mengerti dunia luar, tidak ketinggalan jaman oleh tren di dunia. Contoh, dulu sebelum internet ditemukan, masyarakat tentu sulit untuk mencari informasi mengenai dunia luar dengan cepat. Namun dengan adanya internet, masyarakat menjadi sangat terbantu untuk mencari informasi mengenai dunai luar. Dengan banyaknya pengetahuan yang dimiliki membuat masyarakat menjadi lebih maju dan lebih tahu mengenai perkembangan jaman. 2.      Menjadikan Masyarakat Hidup lebih Makmur Kita tahu bahwa dinamika sosial budaya dapat terjadi dimana saja dan melalui apa saja. Salah satunya adalah dengan melalui ideologi yang dianut suatu Negara. Jika ideology yang dianut suatu Negara tidak cocok dengan kepribadian warga Negara tersebut, pastilah warga Negara tersebut akan hidup dengan tidak makmur. Namun jika ideology tersebut diganti dengan ideology yang lebih cocok dengan kepribadian warga negaranya, pastilah warga Negara tersebut akan dapat hidup lebih makmur. Contoh, ketika Indonesia menganut sistem liberal maupun sistem sosialis, masyarakat Indonesia tidak dapat hidup0 dengan makmur karena tidak sesuai dengan kepribadian bangsa yang saling gotong royong. Setelah Indonesia menganut sistem pancasila yang sangat cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia, bangsa Indonesia dapat hidup dengan makmur sampai sekarang ini. 3.      Menjadikan Sebuah Masyarakat yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari Perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat biasanya menyangkut mengenai norma, nilai dan kebiasaan masyarakat tersebut. Norma, nilai dan kebiasaan tersebut adalah suatu pedoman hidup bagi masyarakat tersebut. Jika terjadi suatu perubahan yang dapat diterima oleh masyarakat tersebut terhadap norma, dan nilai yang berlaku, tentulah seluruh anggota masyarakat akan mengubah hidupnya. Dengan adanya perubahan norma inilah, yang akan membuat masyarakat menjadi lebih baik, baik di bidang kehidupannya, kedisiplinannya, maupun di bidang kebersihannya. B.     Dampak Negatif 1.      Memusnahkan Kebudayaan Asli Suatu masyarakat Biasanya jika suatu masyarakat telah mengubah nilai-nilai sosialnya dan telah terbiasanya dengan nilai-nilai sosial yang baru, mereka akan lupa dan meninggalkan nilai-nilai sosial yang lama. Walaupun nilai-nilai sosial yang baru belum tentu lebih baik daripada nilai-nilai sosial yang baru. Contoh, dulu wanita Indonesia berpakaian dengan menggunakan kemben, namun dengan adanya dinamika sosial budaya wanita Indoesia telah berubah dengan berpakaian ala orang barat dan wanita Indonesia yang berpakaian kemben semakin sedikit. 2.      Menjadikan Suatu Masyarakat Menjadi Masyarakat yang lebih buruk Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Perubahan sosial tidak hanya memunculkan dampak positif, namun juag memunculkan dampak negative bgai masyarakat yang dikenainya. Dengan dampak negative yang dibawanya inilah yang dapat membuat suatu masyarakat menjadi lebih buruk. Salah satu kasusnya adalah dugem  remaja. Dengan adanya arus globalisasi yang membawa kebudayaan barat datang ke Indonesia, membuat sebagian besar remaja Indonesia ikut terpengaruh. Salah satu kebudayaannya adalah dugem. Kebiasaan dugem ini dibawakan oleh bangsa barat yang mengakibatkan remaja Indonesia banyak yang ikut-ikutan dugem. Ironisnya, kebiasaan dugem inilah yang membuat moral remaja Indonesia menurun yang mengakibatkan masyarakat semakin buruk. 2.7              Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosial budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep.konsep-konsep tersebut sangat perlu untuk menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang di sebut dinamika social ( social dynamic ).  A.          Konsep-Konsep Penting Dalam Sosial Budaya masyarakat Konsep-konsep penting tersebut antara lain internalisasi,sosialisasi,dan enkulturasi.Kemudian ada juga evolusi kebudayaan yang mengamati perkembangan kebudayaan manusia dari bentuk yang sederhana hingga bentuk yang semakin lama semakin komplek. Serta juga ada difusi yaitu penyebaran kebudayaan secara geografi ,terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Proses lain adalah proses unsur kebudayaan asing oleh warga masyarakat yaitu proses alkulturasi dan asimilasi. Akhirnya ada proses pembaharuan atau inovasi yang berhubungan erat dengan penemuan baru yaitu: 1.      Proses Internalisi Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen nya untuk mengembang berbagai mavam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi kepribadian..maka proses internalisasi adalah proses panjang sejak seorang individu di lahirkan sampai ia hamper meninggal,dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadian nya segala hasrat, perasaan, nafsu serta emosi yang di perlukan sepanjang hidup nya. 2.      Proses Sosial Proses ini bersangkutan dengan proses kebudayaan dalam hubungan dengan sistem    sosial. 3.      Proses Enkulturasi Dalam proses ini eorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran erta sikap dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaanya. 4.      Akulturasi dan Pembaruan atau Asimilasi Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing dengan demikian rupa, sehingga unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa berpikir lebih luas kedepan. 5.      Asimilasi Proes sosial yang timbulbila ada golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda.Kemudian saling bergaul secaraintensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifat yang khas, dan jugaunsur nya masing-masing berubah wujud nya menjadi unsur kebudayaan yang campuran. 6.      Pembaharuan atau inovasi Inovasi dan penemuan.Inovasi adalah suatu proses pembaharuan dari penggunaan sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya suatu sistem produksi, dan dibuat nya produk baru. 7.      Discovery Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru,ide baru, yang diciptakan oleh individu atau suatu rangkaiandari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima dan menerapkan penemuan baru itu. Faktor-faktor penemuan baru bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan mengembang penemuan baru adalah: a.       Kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan. b.      Mutu dari keahlian dalam suatu kebudayaan. c.       Sistem perangsang bagi aktivitas menciptakan dalam masyarakat. BAB III P E N U T U P 3.1           Kesimpulan Jadi dapat disimpulkan bahwa Perubahan Sosial Budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat pada kurun waktu tertentu yang berupa perubahan cara hidup maupun pola-pola kehidupan masyarakar tersebut yang disebabkan baik karena perubahan – perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat. Selain itu beberapa ahli mengemukakan adanya teori-teori perubahan sosial dan budaya, menurut salah satu ahli mengemukakan teorinya, teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun bahkan orang-orang ahli sekalipun. Dalam setiap masyarakat terdapat siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu peradaban tidak dapat dielakkan dan tidak selamanya perubahan sosial membawa kebaikan. teori ini mempunyai sudut pandang yang menarik dalam melihat perubahan sosial. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan social budaya yaitu faktor internal dan ekternal. Faktor internal yaitu mencakup : Bertambahnya jumlah penduduk, dengan semakin banyaknya jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan hidup. Adanya penemuan baru, contohnya Penemuan telepon telah mengakibatkan dinamika sosial di dalam masyarakat. Faktor eksternal mencakup: Peperangan, contohnya Negara Irak setelah kalah perang melawan pimpinan koalisi AS. AS berusaha memaksakan penerapan system demokrasi menggantikan system Kediktatoran Rezim Sadam Hussein. Ada beberapa dampak positif yang diakibatkan oleh dinamika social budaya, antara lain: Menjadikan masyarakat lebih tahu perkembangan jaman yang membuat masyarakat lebih maju, menjadikan masyarakat hidup makmur, menjadikan Sebuah Masyarakat yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.Untuk menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosial budaya di masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep. DAFTAR PUSTAKA Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2109878-pengertian-dinamika/#ixzz1LSF8PEiE Harper, CL. 1989. Exploring Social Change. New Jersey. Prentice Hall. Kano, H. 1980. Sejarah Ekonomi Masyarakat Pedesaan Jawa; Suatu Penafsiran Kembali. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Kikuchi, Masao dan Yujiro Hayami. 1987. Dilema Ekonomi Desa; Suatu Pendekatan Ekonomi Terhadap Perubahan Kelembagaan di Asia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Hujan

Hujan

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penulisan Makalah 1.3. Metodelogi Penulisan Makalah Bab 2. Hujan dan Ruang Lingkupnya 2.1. Pengertian Hujan 2.2. Proses Terjadinya Hujan 2.3. Macam-Macam Hujan di Indonesia 2.4. Alat Pengukur Curah Hujan 2.5. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan 2.6. Hujan Buatan 2.7. Hujan Asam 2.8. Hujan Es Bab 3. Penutup 3.1. Kesimpulan 3.2. Saran Daftar Pustaka I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang letaknya didaerah garis khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan dinegara ini, baik itu pengaruh positif maupun pengaruh negative. Disini saya akan membahas tentang hujan, karena hujan sangat mempengaruhi aktivitas makhluk hidup, terutama manusia. Hujan juga merupakan salah satu sumber air dimuka bumi, dan makhluk hidup tidak akan bisa hidup tanpa air. dengan adanya hujan, ketersediaan air akan terpenuhi. Namun, jika hujan yang terjadi secara berkepanjangan bia mengakibatkan bencana bagi makhluk hidup dan lingkungan, contohnya banjir, tanah longsor, pengikisan tanah (erosi) dan dampak buruk lainnya. Teknologi Pengendalian Cuaca mnjadi bagian dari pengelolaan sumber daya air. Menginginkan turunnya hujan pada musim kering seperti sekarang, sering menjadi sebuah penantian panjang. Padahal, sumber-sumber air telah mongering dan kebutuhan akan air semakin meningkat. Termasuk untuk Pembangkit Listrik. Untuk mempercepat turunnya hujanpada musim kering yang berkepanjangan, tak ada jalan lain selain melakukan campur tangan terhadap alam yaitu dengan membuat hujan buatan. 1.2 Tujuan Penulisan Makalah Tujuan daripembuatan makalah ini adalah untuk : a. Mengetahui apa itu hujan b. Mengetahui bagaimana proses terjadinya hujan c. Mengetahui hujan apa saja yang terjadi di Indonesia d. Mengetahui alat apa yang dapat mengukur curah hujan e. Mengetahui bagaimana menciptakan hujan buatan beserta dampaknya, dan f. Mengetahui manfaat hujan bagi makhluk hidup. 1.3 Metodelogi Penulisan Makalah Makalah ini memakai metode penulisan : 1. Deskriptif 2. Media Internet dan Modul Praktikum 3. Tidak Berlebihan, dan 4. Sesuai Fakta dan Pendapat Para Ahli Klimatologi. II. HUJAN DAN RUANG LINGKUPNYA 2.1. Pengertian Hujan Alam (2011) menyatakan bahwa, Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi. Hujan diukur sebagai tinggi air yang jatuh dipermukaan bumi yang datar dalam periode waktu tertentu. Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil) 2.2. Proses Terjadinya Hujan Alam (2011) menyatakan bahwa, Proses terjadinya hujan adalah mula - mula sinar matahari menyinari bumi, energi sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya evaporasi atau penguapan di lautan, samudra, sungai, danau, dan sumber - sumber air lainnya.Uap - uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun uap air. Uap - uap air ini kemudian akan membentuk awan. Kemudian, angin (yang terjadi karena perbedaan tekanan udara) akan membawa butir - butir air ini. Butir - butir air ini menggabungkan diri (proses ini dinamakan koalensi) dan semakin membesar akibat turbelensi udara, butir - butir air ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi sehingga akan jatuh ke permukaan bumi. Saat jatuh ke permukaan bumi, butir - butir air akan melewati lapisan yang lebih hangat di di bawahnya sehingga butir - butir air sebagian kecil menguap lagi ke atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Inilah yang dinamakan hujan. 2.3. Macam-Macam Hujan di Indonesia Godam64 (2006) menyatakan bahwa, Di area daerah Republik Indonesia dapat kita jumpai tiga macam hujan / ujan yang turun, yaitu antara lain : 2.3.1. Hujan Frontal Hujan frontal adalah hujan yang disebabkan oleh bertemunya angin musim panas yang membawa uap air yang lembab dengan udara dingin bersuhu rendah sehingga menyebabkan pengembunan di udara yang pada akhirnya menurunkan hujan. 2.3.2. Hujan Orografis Hujan orografis adalah hujan yang diakibatkan oleh adanya uap air yang terbawa atau tertiup angin hingga naik ke atas pegunungan dan membentuk awan. Ketika awan telah mencapai titik jenuh maka akan turun hujan. 2.3.3. Hujan Zenit Hujan zenit adalah hujan yang penyebabnya adalah suhu yang panas pada garis khatulistiwa sehingga memicu penguapan air ke atas langit bertemu dengan udara yang dingin menjadi hujan. Hujan zenit terjadi di sekitar daerah garis khatulistiwa saja. 2.4. Alat Pengukur Curah Hujan Hidayat dan Cahyadi (2013) menyatakan bahwa, Secara umum alat pengukur curah hujan dinamakan penakar hujan. Penakar curah hujan dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu Tipe Manual dan Tipe Otomatis. Contoh alat pengukur curah hujan tipe manual antara lain adalah tipe observatorium (ombrometer), sedangkan alat ukur tipe otomatis seperti Tipe Hellman, Tipe Tilting Siphon dan Tipe Bendix. Alat pencatat curah hujan dapat memberikan informasi selain jumlah juga lama dan intensitas hujan. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe atau prinsip, yaitu : a. Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe Hellmann b. Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket c. Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe Bendix Tipe pelampung dan tipe bejana mengukur curah hujan secara terbatas, sementara setiap jenis hujan dapat diukur dengan alat yang menggunakan prinsip timbangan. Total hujan dapat dibaca dari grafik. Dengan mengukur kemiringan grafik, intensitas hujan dapat ditentukan dalam 10 menit atau lebih lama lagi. Grafik dapat digantisetiap hari dan untuk daerah yang sulit dijangkau kecepatan putarannya dapat diperlambat sehingga dapat dioperasikan untuk mingguan atau bulanan atau lebih lama lagi. 2.5. Manfaat Hujan Bagi Kehidupan Caramanfaat (2013) menyatakan bahwa, meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu, batuk, dan meriang. Air hujan memiliki suhu dibawah rata-rata dari air tawar lainnya itu membuat badan menggigil kedinginan. Air hujan pun juga memiliki manfaat, Manfaat Air hujan bagi manusia adalah Menghilangkan bau amis Kalau kita habis makan ikan atau daging,seringkali tangan kita masih bau walaupun sudah dicuci dengan sabun. Cobalah cuci tangan yang bau ikan dengan air hujan. Manfaat air hujan bagi tubuh adalah air hujan mampu menghilangkan toksin/racun pada tubuh, caranya dengan melarutkan garam dengan air hujan segar, kemudian rendam telapak kaki kita selama ± 15 menit. Lakukan secara rutin.Air hujan harus langsung ditampung tanpa melewati genteng melalui talang. Kemudian selain bermanfaat bagi manusia Air Hujan juga bermanfaat bagi tumbuhan. Manfaat Air hujan bagi tanaman lebih baik daripada kita menyiramnya denga air tanah biasa. Dengan adanya hujan kebutuhan air pada tanaman pun akan terpenuhi. 2.6 Hujan Buatan Diary, 2012 menyatakan bahwa Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang besar dalam pembuatannya. Hujan Buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai atau danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera. Hujan yang berlebih pada suatu lokasi dapat menimbulkan bencana pada kehidupan di bawahnya. Banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat dari hujan yang berlebihan. Perubahan iklim di bumi akhir-akhir ini juga mendukung persebaran hujan yang tidak merata sehingga menimbulkan berbagai masalah di bumi. Untuk itu kita sudah semestinya membantu menormalkan iklim yang berubah akibat ulah manusia agar anak cucu kita kelak tidak menderita dan terbunuh akibat kesalahan yang kita lakukan saat ini. 2.7 Hujan Asam (Landsberg, 1995) dalam Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, social dan politik. Kejadian hujan asam yang sering terjadi beberapa decade ini menjadi isu yang cukup penting untuk dibahas. Pemahaman akan femonena hujan asam diharapkan mampu menggugah perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk menghadapinya serta mengetahui cara-cara untuk menanggulanginya.Hubungan antara emisi kimia ke atmosfer dengan dampak yang ditimbulkan akibat hujan asam sangat kompleks baik dari segi lingkungan ekosistem, kesehatan manusia maupun pada benda-benda. (Laras, 2006) dalam Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang harus benar-benar difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi (pengendapan) basah dan deposisi kering. Hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut. Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/hewan yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon. Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan asam igunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air murni mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut , makin berat dampaknya bagi mahluk hidup. Geomorphologys,2011 menyatakan bahwa Hujan asam diukur menggunakan skala pH, air murni memiliki pH sekitar 7 sedangkan hujan yang normal bersifat agak asam karena adanya kandungan karbon dioksida yang terlarut didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5. Pengukuran hujan asam dapat menggunakan botol, kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut. Dengan menggunakan indicator pH maka tingkat kebasaan maupun keasaman hujan dapat diketahui. Jika ingin mengetahui pengaruh hujan asam pada batuan sesuatu yang dapat dilakukan adalah menampung air hujan pada botol dengan corong terbalik, kemudian air yang tertampung diteteskan pada batuan yang diuji. Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan sedimen. Sebagai contoh batuan beku yang diambil untuk sampel adalah batu andesit sedangkan batu sedimen berupa batu gamping. Sifat batu granit yang sudah asam maka ketika terkena tetes air hujan yang asam, batu tersebut tidak ikut terlarut. Sebaliknya, pada batu gamping yang memiliki sifat basa, maka batu gamping akan terlarut dan air yang melarutkan batu tersebut menjadi keruh. 2.8 Hujan Es Wikipedia, 2014 menyatakan bahwa Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negarasubtropis, tapi bisa juga terjadi di daerah ekuator. Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar. Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel, dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB). III. PENUTUP 3.1. Kesimpulan Dari makalah beserta isi dan penjelasannya diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Hujan adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi akibat terjadinya kondensasi 2. Hujan merupakan sebuah siklus, dan akan terus seperti itu 3. Di Indonesia terdapat 3 jenis hujan, yaitu hujan frontal, hujan orografis dan hujan zenit 4. Curah hujan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Penakar Hujan 5. Sebagian besar alat pencatat curah hujan ini mempunya tipe atau prinsip, yaitu Pelampung atau Sipon, contohnya pada penakar hujan tipe Hellmann, Bejana berjungkat atau tipe tipping bucket, dan Timbangan, contohnya pada penakar hujan tipe Bendix 6. Hujan memiliki manfaat tersendiri bagi setiap makhluk hidup 7. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup, memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat lainnya 8. Hujan Buatan merupakan modifikasi cuaca 9. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, social dan politik. 10. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi 11. Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. 3.2. Saran Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat musim hujan beberapa adalah masalah yang timbul dari kita, sebaiknya kita menyadari itu dan merubah perbuatan itu kearah yang lebih baik. Dan juga beberapa permasalahan itu timbul sesuai kehendak alam tetapi jangan membuat kita tidak bersemangat dan berputus asa, maka jalanilah hidup sesuai aturan alam. Kita sebagai manusia yang diberkahi pengetahuan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, sebaiknya berfikir untuk menciptakan cara mencegah dampak dampak buruk dari alam terutama hujan, seperti hujan asam. Kita dapat mengurangi penggunaan barang yang dapat menimbulkan bencana tersebut, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati. Sekian makalah singkat saya, semoga dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi anda. Terimakasih. DAFTAR PUSTAKA Alam, R.2011. Pengertian Hujan dan Proses Terjadinya Hujan. id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2118324-pengertian-hujan-dan-proses-terjadinya/. diakses pada 27 April 2014 Caramanfaat.2013.Manfaat Air Hujan. caramanfaat.com/manfaat-air-hujan/ diakses pada 27 April 2014 Diary.2012.Hujan Buatan, Bagaimana Proses Terjadinya?. http://diaryuchu.blogspot.com/2012/07/hujan-buatan-bagaimana-proses-hujan.html. diakses pada 29 April 2014 Geomorphologys.2011.Hujan Asam, Penyebab dan Proses Pembentukannya. http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/01/15/hujan-asam-penyebab-dan-proses-pembentukannya/. diakses pada 29 April 2014 Gondam64.2006.Jenis dan Macam Hujan yang Ada di Wilayah Indonesia. www.organisasi.org/1970/01/jenis-dan-macam-hujan-yang-ada-di-wilayah-indonesia-hujan-frontal-hujan-orografis-dan-zenit-belajar-online-ilmu-ips-geografi-umum.html. diakses pada 27 April 2014 Hidayat dan Cahyadi.2013.Penuntun Praktikum Agroklimatologi.Fakultas Pertanian Unsyiah.Banda Aceh Landsberg, 1995 dalam Geomorphologys.2011.Hujan Asam, Penyebab dan Proses Pembentukannya. http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/01/15/hujan-asam-penyebab-dan-proses-pembentukannya/. diakses pada 29 April 2014 Laras, 2006 dalam Geomorphologys.2011.Hujan Asam, Penyebab dan Proses Pembentukannya. http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/01/15/hujan-asam-penyebab-dan-proses-pembentukannya/. diakses pada 29 April 2014 Wikipedia.2014.Hujan Es. http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_es diakses pada 29 April 2014 Wikipedia.2014.Hujan. http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan diakses pada 29 April 2014
no image

IBNU KHALDUN


IBNU KHALDUN DAN PEMIKIRANNYA
1.      Pendahuluan.
Rasanya tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa falsafah tentang segala sesuatu bukan tidak lebih penting dari sesuatu itu sendiri, karena falsafahlah yang akan menentukan kemana tujuan dari sesuatu tersebut diarahkan, karena ia merupakan ide atau pembahasan yang sistematis tentang permasalahan yang sedang dihadapi, sebagaimana pula masalah pendidikan. Brodi, seorang pakar filsafat pendidikan, sebagaimana dikutip Muhaimin dalam bukunya Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, mengatakan bahwa tugas filsafat pendidikan Islam adalah menyelidiki suatu persoalan metafisika, epistemologi, etika, logika, estetika, maupun kombinasi dari semuanya.
Dalam kaitannya dengan pemikiran Ibnu Khaldun mengenai filsafat pendidikan, dapat dikatakan bahwa pemikiran yang lahir pada pertengahan abad XIV itu telah mengakomodir ide-ide falsafah pendidikan yang masih aktual sampai hari ini. Hal itu sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun pada bab IV dari Muqaddimahnya, bahwa ilmu pendidikan bukan sebagai suatu aktifitas yang semata-mata bersifat pemikiran dan perenungan, yang jauh dari aspek-aspek pragmatis di dalam kehidupan, akan tetapi ia merupakan gejala konklusif yang lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembangannya dalam tahapan kebudayaan. Dengan demikian pendidikan merupakan sebuah keniscayaan dalam sebuah masyarakat manusia, dan ia akan selalu berkembang sesuai perkembangan dan kemajuan peradaban manusia.
Karena disadari atau tidak, sesungguhnya manusia senantiasa berada dan tidak mungkin bisa keluar dari ruangan pendidikan yang disebut “dunia”, karena ketika sekolah dikatakan sebagai lembaga pendidikan formal, maka sesungguhnya “dunia” merupakan sekolah terbesar bagi manusia, karena di dalamnya dan dari padanya manusia dapat memperoleh banyak hal tentang pengetahuan kehidupan. Karena itu Ibnu Khaldun berkeyakinan bahwa manusia yang tidak sempat memperoleh pendidikan dari kedua orang tuanya, maka zamanlah yang akan mendidiknya.
Oleh karena pendidikan sesungguhnya tidak pernah mengenal batas usia, tempat dan waktu, sebab sepanjang kehidupannya pada hakekatnya manusia akan selalu berpikir, berkreasi, beraktifitas, memiliki pengalaman-pengalaman, serta tujuan-tujuan hidup yang akan dicapai dengan cara-cara itu atau metode tertentu, yang menurut Ibnu Khaldun tujuan itu adalah kebahagiaan dunia akhirat.
Berangkat dari uraian tersebut di atas, tulisan ini akan mencoba mendiskripsikan pandangan dan ide-ide Ibnu Khaldun tentang falsafah pendidikan yang secara implisit mengacu kepada tujuan sebagaimana tersebut di atas.
2.      Biografi Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun, nama lengkapnya adalah Abdurrahman Zaid Waliuddin bin Khaldun, lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan 732 H, bertepatan dengan tanggal 27 Mei 1332 M. Nama kecilnya adalah Abdurrahman, sedangkan Abu Zaid adalah nama panggilan keluarga, karena dihubungkan dengan anaknya yang sulung. Waliuddin adalah kehormatan dan kebesaran yang dianugerahkan oleh Raja Mesir sewaktu ia diangkat menjadi Ketua Pengadilan di Mesir.
Adapun asal-usul Ibnu Khaldun menurut Ibnu Hazm ulama Andalusia yang wafat tahun 457 H/1065 M, disebutkan bahwa: Keluarga Ibnu Khaldun berasal dari Hadramaut di Yaman, dan kalau ditelusuri silsilahnya sampai kepada sahabat Rasulullah yang terkenal meriwayatkan kurang lebih 70 hadits dari Rasulullah, yaitu Wail bin Hujr. Nenek moyang Ibnu Khaldun adalah Khalid bin Usman, masuk Andalusia (Spanyol) bersama-sama para penakluk berkebangsaan Arab sekitar abad ke VII M., karena tertarik oleh kemenangan-kemenangan yang dicapai oleh tentara Islam. Ia menetap di Carmona, suatu kota kecil yang terletak di tengah-tengah antara tiga kota yaitu Cordova, Granada dan Seville, yang di kemudian hari kota ini menjadi pusat kebudayaan Islam di Andalusia.
Pada waktu itu Ibnu Khaldun baru berusia 18 tahun. Adapun pendidikan yang diperoleh Ibnu Khaldun diantaranya adalah pelajaran agama, bahasa, logika dan filsafat. Sebagai gurunya yang utama adalah ayahnya sendiri, di samping Ibnu Khaldun juga menghafal al-Qur’an, mempelajari fisika dan matematika dari ulama-ulama besar pada masanya. Di antara guru-guru Ibnu Khaldun adalah Muhammad bin Saad Burral al-Anshari, Muhammad bin Abdissalam, Muhammad bin Abdil Muhaimin al-Hadrami dan Abu Abdillah Muhammad bin Ibrohim al-Abilli. Dari merekalah Ibnu Khaldun mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Pada tahun 1349 setelah kedua orang tua Ibnu Khaldun meninggal dunia Ibnu Khaldun memutuskan untuk pindah ke Marokko, namun dicegah oleh kakaknya, baru tahun 1354 Ibnu Khaldun melaksanakan niatnya pergi ke Marokko, dan di sanalah Ibnu Khaldun mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan tingginya. Selama menjalani pendidikannya di Marokko, ada empat ilmu yang dipelajarinya secara mendalam yaitu: Kelompok bahasa Arab yang terdiri dari: Nahwu, shorof, balaghoh, khitabah dan sastra. Kelompok ilmu syari’at terdiri dari: Fiqh (Maliki), tafsir, hadits, ushul fiqh dan ilmu al-Qur’an. Kelompok ilmu ‘aqliyah (ilmu-ilmu filsafat) terdiri dari: filsafat, mantiq, fisika, matematika, falak, musik, dan sejarah. Kelompok ilmu kenegaraan terdiri atas: ilmu administrasi, organisasi, ekonomi dan politik. Dalam sepanjang hidupnya Ibnu Khaldun tidak pernah berhenti belajar, sebagaimana dikatakan oleh Von Wesendonk: bahwa sepanjang hidupnya, dari awal hingga wafatnya Ibnu Khaldun telah dengan sungguh-sungguh mencurahkan perhatiannya untuk mencari ilmu. Sehingga merupakan hal yang wajar apabila dengan kecermelangan otaknya dan didukung oleh kemauannya yang membaja untuk menjadi seorang yang alim dan arif, hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad Ibnu Khaldun telah mampu menguasai berbagai ilmu pengetahuan.
3.      Pembahasan.
a.       Pemikiran Ibnu khaldun tentang kedudukan manusia dalam alam semesta.
Manusia menurut Ibnu Khaldun adalah bukan merupakan produk nenek moyang, akan tetapi produk sejarah, lingkungan sosial, lingkungan alam, adat istiadat. Karena itu lingkungan sosial merupakan pemegang tanggung jawab dan sekaligus memberikan corak penilaian seorang manusia. Hal ini memberikan arti bahwa pendidik menempati posisi sentral dalam rangka membentuk manusia ideal yang diinginkan.
Manusia sebagai khalifah fil ardli, dibekali oleh Allah SWT akal pikiran, untuk mengatur, merekayasa, dan mengolah sumber daya alam untuk keperluan seluruh umat manusia, sehingga manusia memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Maka manusia dikatakan sebagai makhluk yang berbeda dengan makhluk yang lainnya, karena manusia adalah makhluk yang berpikir. Oleh karena itu manusia mampu melahirkan ilmu (pengetahuan) dan teknologi. Sifat-sifat semacam ini tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Kemampuan berpikirnya itu tidak hanya membuat kehidupannya, tetapi juga menarik peneliti terhadap berbagai cara guna memperoleh makna hidup. Proses-proses yang semacam ini melahirkan perbedaan.
Akal pikiran yang menghasilkan ilmu pengetahuan, juga dapat menuntun manusia ke jalan Ilahi dan meningkatkan derajat manusia sehingga manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan. Hidupnya jiwa manusia karena ilmu pengetahuan, dan gelapnya hati manusia karena miskinnya ilmu pengetahuan.
Dengan akal pikiran inilah yang kemudian menjadikan manusia memiliki perbedaan dengan makhluk lainnya, khususnya binatang. Perbedaan ini antara lain karena manusia disamping memiliki pemikiran yang dapat menolong dirinya untuk menghasilkan kebutuhan hidupnya, juga memiliki sikap hidup bermasyarakat yang kemudian dapat membentuk suatu masyarakat antara satu dengan lainnya saling menolong. Dari keadaan manusia yang demikian itu maka timbullah ilmu pengetahuan dan masyarakat. Pemikiran tersebut pada suatu saat diperlukan dalam menghasilkan sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh panca indera. Ilmu yang demikian mesti diperoleh dari orang lain telah lebih dahulu mengetahui.
b.      Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun
Ibn Khaldun juga mendukung bidang ekonomi internasional. Melalui pengamatannya dan pikiran analitisnya, ia niscaya menerangkan keuntungan perdagangan antar negara-negara. Melalui perdagangan luar negeri, menurut Ibnu Khaldun, kepuasan masyarakat, laba pedagang, dan kekayaan negara semuanya menungkat. Pertimbangan untuk mengadakan foreign trade adalah:( 1) lebih murah dibanding memproduksi secara internal,( 2) mutu yang lebih baik, atau  ( 3) a totally new product.Ibnu Khaldun dalam analisa dan pengamatan perdagangan luar negerinya pengenalan layak mendapat penghargaan dalam bidang ekonomi internasional. Pokok keuntungan dari perdagangan telah dikembangkan dan yang diperluas, khususnya,sejak penerbitan Political Discourses oleh David Hume pada tahun 1752. Tetapi yang pertama menanamkan pokok pikiran tersebut adalah Ibnu Khaldun empat abad sebelumnya.Kendati kontribusi keseluruhan Ibn Khaldun kepada bidang ekonomi sangat penting, Adam Smith lah yang diberi gelar ” bapak ekonomi.”                    ( Drs. Deliarnov, MSC: 2006, hlm: 6 )  Ibnu Khaldun jauh lebih orisinil dibanding Adam Smith, meskipun fakta bahwa yang terdahulu juga telah mempengaruhi pemikiran dan teori-teorinya, seperti spesialisasi Plato, Analisa uang Aristotle, dan Tahir Ibn al-Husayn’s tentang peran pemerintah. Meski demikian, Ibn Khaldun lah yang menemukan gagasan asli dalam banyak segi dalam pemikiran ekonomi.
Dalam kaitannya dengan harga suatu barang Ibn Khaldun menyatakan bahwa yang mengendalikannya adalah penawaran dan permintaan terhadap barang. Bila permintaan terhadap barang meningkat, maka harga juga akan meningkat, namun bila permintaannya menurun maka harga juga akan menurun. Dalam hal ini Ibn Khaldun membedakan suatu barang dalam dua kategori, yaitu barang primer dan sekunder. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Muqadimah bab IV pasal “tentang harga-harga di kota” bahwa harga barang-barang primer (bahan makanan) yang ada di kota-kota besar tidak sama dengan yang ada di kota-kota kecil. Begitu pula dengan harga barang-barang sekunder (non bahan makanan) di kedua kota tersebut juga tidak sama. Hal ini karena berbedanya tingkat permintaan penduduk pada masing-masing kota terhadap komoditi yang ditawarkan di pasar.
Di kota-kota besar harga barang-barang primer lebih murah dibandingkan dengan di kota-kota kecil, hal ini karena tiap penduduknya telah mengalami surplus bahan-bahan tersebut (barang-barang primer), dikarenakan mereka telah berusaha untuk mendapatkannya kemudian menyimpannya, hingga mereka hidup dalam kemakmuran sebagai hasil dari melimpahnya bahan makanan. Dan layaknya manusia lainnya yang selalu menginginkan suatu yang lebih dari apa yang ada di genggaman, maka kebutuhan pun berpaling dari barang-barang primer ke barang-barang sekunder lainnya. Seiring dengan semakin tingginya neraca kemakmuran masyarakat maka semaskin tinggi pula animo mereka untuk memilikinya, ini yang oleh Ibn Khaldun disebut dengan naiknya permintaan dan naiknya harga khususnya terhadap barang-barang sekunder di kota-kota besar. Sedang di kota-kota kecil, yang terjadi adalah sebaliknya hal ini karena mereka lebih disibukkan untuk mencari dan mengumpulkan barang-barang primer (bahan makanan) dari pada barang-barang sekunder, karena menurut mereka kebutuhan akan barang-barang primer lebih utama dari yang lainnya. Dalam hal ini nilai dari kemanfaatan barang yang memegang kendali utama naik-turunnya penawaran dan permintaan. Maka apabila nilai kemanfaatan suatu barang itu naik maka permintaan terhadap barang itu juga naik, dan sebaliknya bila nilai kemanfaatan suatu barang itu turun maka permintaan terhadap barang itu juga akan turun. Hal inilah yang terjadi dengan barang-barang primer dengan barang-barang sekunder di masing-masing kota tersebut.
Dalam hal mekanisme pasar, Ibn Khaldun sangat menekankan pada prinsip pasar bebas dan menafikan peran pemerintah, karena menurutnya pemerintah adalah pemegang otoritas tunggal yang berkuasa sepenuhnya atas semua aspek kehidupan masyarakat. Market intervention harus dicegah, karena dengan adanya market intervention berarti kekuasaan pemerintah akan digunakan untuk keperluan mereka sebagai pemegang puncak kekuasan aristokrasi. Terlebih bila mereka ikut serta dalam praktek perdagangan dan pertanian.
Dalam al-Muqadimah, bab III pasal “perdagangan yang dilakukan raja dan negara berbahaya dan merusak pendapatan rakyat”, dijelaskan bahwa pada mulanya para pelaku perdagangan dan pertanian berada dalam sebuah mekanisme yang mempunyai kedudukan yang sama atau hampir sama dalam kekayaan dan kekuasaan. Dalam kondisi demikian, price competition dan mekanisme pasar dapat berjalan dengan sempurna. Tapi ketika pemerintah ikut ambil bagian dalam perdagangan dan pertanian maka normalitas ini akan rusak, karena bagaimanapun juga pemerintah akan berusaha untuk menguasainya, memproduksi, menjual dan membeli hasil produksi dengan kehendak sendiri tanpa memperdulikan keadaan pasar dan keadilan harga.
Akibatnya adalah bahwa para pedagang dan petani akan mengalami kesulitan dalam pengembangan usaha mereka. Meski mereka telah mengeluarkan seluruh modal usaha mereka, tetapi mekanisme pasar dan juga harga tetap berada pada pemerintah sebagai pemegang kekuasaan yang tidak menghindahkan keadilan, kesempurnaan mekanisme pasar dan stabilitas harga. Dan bila tetap dibiarkan berjalan tanpa mengindahkan hak pedagang dan petani maka mereka akan mengalami kerugian dan menghentikan usaha mereka, untuk selanjutnya masyarakat akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan. Devisa negara dari sektor pajak perdagangan, perindustrian dan pertanian juga mengalami penurunan sebagai akibat dari banyaknya produsen barang dan penghasil komoditi yang dibutuhkan masyarakat yang bangkrut dan gulung tikar.
Pendapat Ibn Khaldun di atas dapat dipahami, sebab ia hidup pada suatu masa di mana negara bukanlah wakil seluruh masyarakat dan rakyat, tetapi wakil dari kelompok minoritas aristokrasi yang berkuasa dengan sultan atau raja berada di puncak kekuasaan mutlak. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau Ibn Khaldun mengkritik campur tangan negara, karena menurutnya rakyat dan masyarakatlah yang berhak mengarahkan ekonomi dan bukan kelompok minoritas aristokrasi tersebut.
Hal ini tentunya berlawanan dengan prinsip keadilan, keselarasan dan keterbukaan dalam dunia bisnis dan perdagangan karena pada dasarnya setiap pengusaha akan berusaha untuk memaksimumkan pendapatan bersih mereka yang merupakan perbedaan harga barang yang dibayarkan kepada mereka oleh para pembeli dengan harga yang terdapat dalam proses produksi barang tersebut. Pendapatan bersih inilah yang disebut dengan keuntungan yang mendorong pengusaha untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan yang dibutuhkan oleh konsumen. Semuanya dilakukan dengan tanpa paksaan, setiap pengusaha bebas untuk melakukan apa saja, dan ini sama dengan kebebasan konsumen yang membeli sesuatu yang mereka senangi. Penyebab mereka berproduksi adalah maksimalisasi keuntungan dan aspek yang menentukannya adalah tinggi rendahnya persaingan.
S.M.Yusuf dalam Economic Justice in Islamic sebagaimana dikutip oleh Mustaq Ahmad banyak mengkritisi beberapa praktek yang seharusnya dihindari oleh negara karena banyak bertentangan dengan spirit ajaran Islam, di antaranya adalah:

1)      Penggunaan kekuasaan untuk sebuah praktek mencari keuntungan lewat jalan monopoli atau menarik pajak secara tidak langsung dari mayoritas penduduk demi kas negara. Karena bisa mengakibatkan naiknya harga dan ketidakadilan.
2)      Pajak, retribusi dan tindakan “proteksi” dilakukan demi kepentingan produsen dan atas nama industrialisasi.
3)      Pengadaan macam-macam pungutan karena akan mengekang inisiatif dan juga akan mengasumsikan illegitimasi pendapatan orang-orang kaya.
4)      Penarikan pajak dan retribusi yang tidak proporsional.

Karena apa yang dilakukan tersebut bisa menyebabkan ketidaksempurnaan pasar dan ketidakadilan bagi pedagang dan pembeli, dan akhirnya bermuara pada rusaknya tatanan kemaslahatan yang ada, karena dengan dikuasainya harga dan mekanisme pasar oleh segolongan minoritas yang berkuasa akan mengakibatkan kegelisahan mayoritas yang berada di bawah kekuasaan minoritas tersebut.
Mekipun dalam perekonomian Ibn Khaldun menafikan peran negara dan pemerintah terutama dalam harga dan mekanisme pasar, tetapi dalam hal kenegaraan dan kehidupan masyarakat ia berpandangan bahwa antara satu individu dengan lainnya tersusun dalam suatu komunitas bersama dalam wujud negara yang mengatur tatanan seluruh aspek kehidupan, hal ini seiring dengan keberadaan mereka sebagai makhluk sosial yang tak mungkin bagi mereka untuk melakukan suatu pekerjaan tanpa iringan bantuan yang lain dan kebersamaan antara individu menjadi sangat penting. Bentuk kebersamaan tersebut tertuang dalam wujud negara yang mempunyai pemerintahan yang berkuasa dengan sultan atau raja yang mengatur setiap tatanan aspek kehidupan, mewujudkan kemaslahatan, menjaga dari setiap serangan dan gangguan yang mencoba menggoyahkan sendi-sendi utama negara dan rakyatnya. Bahkan sebagian kaum filosof menyebutkan bahwasanya kebutuhan bersyarikat dan hidup bersama dalam tatanan yang teratur dengan melihat pentingnya keberadaan seorang pemimpin dan pemerintahan tidak saja dialami oleh umat manusia, tetapi juga oleh binatang yang hidup dalam koloninya masing-masing. Dalam koloni tersebut ada yang menjadi raja, pekerja dan rakyat biasa, sebagaimana tampak pada koloni kehidupan lebah, semut dan serangga-serangga lainnya.
c.       Pendidikan dalam Perspektif Ibnu Khaldun
Sebagai seorang pemikir, Ibnu Khaldun adalah produk sejarah. Menurut A. Luthfi As-Syaukaniy dari sini muncul apa yang disebut sejarah pemikiran atau sejarah intelektual. Istilah “pemikir” merupakan sesuatu yang ambigu dan dapat diterapkan kepada siapa saja yang memiliki spesialisasi tertentu. Ia dapat diterapkan kepada Philosoper, Thinker, Scholar, atau Intelektual yang merujuk kepada figur terpelajar (Toto Suharto: 2006, hlm: 100). Jelasnya, pemikiran Ibnu Khaldun tidak dapat dipisahkan dari akar pemikiran Islamnya. Disinilah letak alasan Iqbal mengatakan bahwa seluruh semangat al-Muqaddimah yang merupakan manifestasi pemikiran Ibnu khaldun, diilhami pengarangnya dari al-Quran sebagai sumber utama dan pertama dari ajaran Islam. Dengan demikian pemikiran Ibnu Khaldun dapat dibaca melalui setting sosial yang mengitarinya yang diungkapkan baik secara lisan maupun tulisan sebagai sebuah kecenderungan.
Sementara itu ada yang berpendapat bahwa Ibnu Khaldun mendapat pengaruh dari Ibnu Rusyd (1126 – 1198) dalam masalah hubungan filsafat dan agama ( Dr. Ibrahim Madkour: 2009, hlm: 119 ) Dalam bidang pendidikan, Ibnu Khaldun berpendapat bahwa pendidikan atau ilmu dan mengajar merupakan suatu kemestian dalam membangun masyarakat manusia. Hal ini dapat terlihat pada pandangannya mengenai tujuan pendidikan, yaitu:
1)      Memeberikan kesempatan kepada pikiran untuk aktif dan bekerja, karena aktifitas penting bagi terbukanya pikiran dan kematangan individu yang pada gilirannya kematangan individu ini bermanfaat bagi masyarakat.
2)      Memperoleh berbagai ilmu pengetahuan, sebagai alat yang membantu manusia agar dapat hidup dengan baik, dalam rangka terwujudnya masyarakat maju dan berbudaya.
3)      Memperoleh lapangan pekerjaan yang dapat digunakan untuk mencari penghidupan.  
Pernyataan-pernyataan ini mengindikasikan bahwa maksud pendidikan menurut Ibnu Khaldun adalah mentransformasikan nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat memepertahankan eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat. Pendidikan adalah upaya melestarikan dan mewariskan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat agar masyarakat tersebut bisa tetap eksis.
Dalam kaitannya dengan peserta didik, Ibnu Khaldun melihat manusia tidak terlalu menekankan pada segi kepribadiannya sebagaimana yang acapkali dibicarakan para filosof, baik itu filosof dari golongan muslim atau non-muslim. Ia lebih banyak melihat manusia dalam hubungannya dan interaksinya dengan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Dalam konteks inilah ia sering disebut sebagai salah seorang pendiri sosiolog dan antropolog.
Menurut Ibnu Khaldun pertumbuhan pendidikan dan ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh peradaban. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa adanya perbedaan lapisan sosial timbul dari hasil kecerdasannya yang diproses melalui pengajaran. Berkenaan dengan ilmu pengetahuan ini Ibnu Khaldun membaginya kepada tiga macam: 1). Ilmu Lisan; 2). Ilmu Naqli; 3). Ilmu Aqli.
Disamping beberapa hal diatas, ibnu Khaldun juga menyoroti masalah kurikulum. Menurutnya ada tiga kategori kurikulum yang perlu diajarkan kepada peserta didik. Pertama, kurikulum yang merupakan alat bantu pemahaman. Kurikulum ini mencakup ilmu bahasa, ilmu nahwu, ilmu balaghah dan syair. Kedua,  kurikulum sekunder, yaitu mata kuliah yang menjadi pendukung untuk memahami Islam. Kurikulum ini meliputi ilmu-ilmu hikmah seperti: logika, fisika, metafisika, dan matematiuka. Ketiga, kurikulum primer yaityu mata kuliah yang menjadi inti ajaran Islam. Kurikulum ini meliputi semua bidang al ulum al naqliyah seperti: ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu qiraat dan sebagainya. 









4.      Kesimpulan.
Dari beberapa uraian diatas, terlihat bahwa Ibnu Khaldun adalah seorang tokoh yang menaruh perhatian yang besar terhadap pemikiran tentang ilmu sejarah, ilmu ekonomi dan juga dalam bidang pendidikan. Konsep sejarah didasarkan bahwa manusia merupakan produk dari nenek moyang, akan tetapi produk dari sejarah, lingkungan social, lingkungan alam, adat istiada. Kemudian konsep ekonomi ibnu khaldun juga berperan besar dalam mekanisme pasar dengan pemikitan-pemikirannya. Konsep pendidikan yang dikemukakannya tampak sangat dipengarhi oleh pandangannya terhadap manusia sebagai makhluk yang harus dididik, dalam rangka menjalankan fungsi sosialnya di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan adalah alat untuk membantu seseorang agar tetap hidup bermasyarakat dengan baik. Aspek-aspek yang dapat mendukung proses pendidikan mulai dari peserta didik, penidik, sarana dan prasarana harus benar-benar diperhatikan karena akan sangat berpengaruh pada jalannya proses pendidikan. Dalam pada itu hendaknya tidak mengabaikan hakikat tujuan pendidikan itu sendiri yaitu berorientasi pada pengembangan, pengarahan dan pembentukan kepribadian peserta didik. Oleh karena itu guru sebagai pendidik diharuskan mampu membaca situasi dan kondisi dalam pembelajaran, mengetahui psikologi anak dana sebagainya.  








DAFTAR PUSTAKA

Beavers, Tedd D. 2001. Paradigm filsafat pendidikan islam kontribusi filosof muslim.
Jakarta: Riora Cipta.
Deliarnov, MSC, 2006. IPS Ekonomi SMP, Erlangga, Jakarta.
Fakhri, Majid. 2002. Sejarah Filsafat Islam: Sebuah Peta Kronologis. Bandung:
Mizan.
Jawad Ridla, Muhammad, 2002,Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam, Tiara
Wacana, Yogyakarta.
Madkour, Ibrahim, 2009. Aliran dan teori filsafat islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta.




Copyright © 2014 TerasNgopi All Right Reserved