Breaking News
Loading...

SEMBILAN ( 9 ) NILAI UTAMA GUSDUR YANG BISA DIJADIKAN PELAJARAN


Kita sebagai orang Indonesia pasti faham dengan Gus Dur ( Abdurrahman Wahid ) yaitu Presiden ke-4 Republik Indonesia. Beliau banyak sekali memberikan pemikirannya untuk Negara Indonesia ini dalam beberapa hal dan banyak sekali pemikiran-pemikiran beliau yang menjadi rujukan banyak orang. Terutamanya beliau mempunyai 9 nilai utama dalam hidup di dunia berbangsa dan bernegara. Berikut 9 nilai utama terrsebut:

1. Ketauhidan

Ketauhidan bersumber dari keimanan kepada Allah sebagai yang Maha Ada, satu-satunya Dzat hakiki yang Maha Cinta Kasih, yang disebut dengan berbagai nama. Ketauhidan diperoleh lebih dari diundang diucapkan dan dihafalkan, tetapi juga disaksikan dan disingkapkan. Ketauhidan menghujamkan kesadaran terdalam bahwa Dia adalah sumber dari segala sumber dan rahmat kehidupan di jagad raya. Pandangan ketauhidan menjadi poros nilai-nilai ideal yang diperjuangkan Gus Dur melampaui kelembagaan dan birokrasi agama. Ketauhidan yang berinteraksi ilahi diwujudkan dalam perilaku dan perjuangan sosial, politik, ekonomi, dan budaya dalam menegakkan nilai-nilai kesejahteraan.

2. Kemanusiaan

Kemanusiaan bersumber dari pandangan ketauhidan manusia adalah mahluk Tuhan paling mulia yang dipercaya untuk mengelola dan memakmurkan bumi. Kemanusiaan merupakan cerminan sifat-sifat ketuhanan. Kemuliaan yang ada di dalam diri manusia, Menghargai sikap untuk saling menghargai dan menghargai. Memuliakan manusia berarti memuliakan Penciptanya, demikian juga merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan Tuhan Sang Pencipta. Dengan pandangan inilah, Gus

3. Keadilan

Keadilan bersumber dari pandangan bahwa martabat hanya dapat membantah dengan mempertimbangkan keseimbangan, kelayakan, dan kepantasan dalam kehidupan masyarakat. Keadilan tidak hadir hadir di dalam realitas dan disetujui harus diperjuangkan. Perlindungan dan pembelaan pada kelompok masyarakat yang tidak adil, merupakan tanggung jawab moral. Selama melewati, Gus Dur rela dan mengambil tanggung jawab itu, ia berpikir dan berjuang untuk mendapatkan keadilan di tengah-tengah masyarakat.

4. Kesetaraan

Kesetaraan bersumber dari pandangan setiap manusia memiliki martabat yang sama di hadapan Tuhan. Kesetaraan meniscayakan partisipasi yang adil, hubungan yang sederajat, ketiadaan interaksi dan subordinasi, serta marjinalisasi dalam masyarakat. Nilai kesetaraan ini, sepanjang hidup Gus Dur, tampak jelas kompilasi melakukan pembelaan dan pemihakan terhadap kaum tertindas dan dilisensi, termasuk di dalamnya terkait dengan kelompok kebebasan dan kaum marjinal.

5. Pembebasan

Pembebasan bersumber dari pandangan bahwa setiap manusia memiliki tanggung jawab untuk menegakkan kesetaraan dan keadilan, untuk melepaskan diri dari berbagai bentuk belenggu. Semangat pembebasan hanya diberikan oleh jiwa yang merdeka, bebas dari rasa takut, dan terpercaya. Dengan nilai pembebasan ini, Gus Dur mampu mendorong dan memfasilitasi tumbuhnya jiwa-jiwa merdeka yang mampu menyelamatkan diri dan manusia lain.

6. Kesederhanaan

Kesederhanaan bersumber dari jalan pikiran substansial, sikap dan perilaku hidup yang masuk akal dan tanpa masalah. Kesederhanaan menjadi konsep kehidupan yang dihayati dan dilakoni sehingga menjadi jati diri. Kesederhanaan menjadi budaya yang bertentangan dengan kebodohan, materialistis, dan koruptif. Kesederhanaan Gus Dur dalam segala aspek kehidupannya menjadi pembelajaran dan keteladanan.

7. Persaudaraan

Persaudaraan bersumber dari prinsip-prinsip penghargaan atas penghargaan, keadilan, kesetaraan, dan semangat menggerakkan kebaikan. Persaudaraan menjadi dasar untuk memajukan peradaban. Sepanjang melampaui, Gus Dur memberi teladan dan menekankan pentingnya menjunjung tinggi persaudaraan dalam masyarakat, bahkan terhadap yang berbeda keyakinan dan pemikiran.

8. Keksatriaan

Keksatriaan bersumber dari keberanian untuk memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai yang disetujui dalam mencapai keutuhan tujuan yang ingin diraih. Proses perjuangan dilakukan dengan kecerdasan koordinasi: penuh rasa tanggung jawab atas proses yang harus dijalani dan diselesaikan yang membutuhkan, komitmen yang tinggi serta istiqomah. Keksatriaan yang berhak Gus Dur mengedepankan kesabaran dan keikhlasan dalam proses persetujuan, seberat apa pun, serta dalam menyikapi hasil yang dicapainya.

9. Kearifan Lokal

Kearifan lokal bersumber dari nilai-nilai sosial-budaya yang berpijak pada tradisi dan praktik terbaik kehidupan masyarakat lokal. Kearifan lokal Indonesia dalam bentuk dasar negara Pancasila, Konstitusi UUD 1945, prinsip Bhineka Tunggal Ika, dan seluruh tata nilai budaya Nusantara yang beradab. Gus Dur menggerakkan kearifan lokal dan menjadikannya sumber daya dan pijakan sosial-budaya-politik dalam membumikan keadilan, kesetaraan, dan mendukung, tanpa tergantung pada sikap terbuka dan progresif terhadap perkembangan peradaban.

Ditulis Oleh : Arif Safrodin

0 Comments:

Copyright © 2014 TerasNgopi All Right Reserved