MAKNA NGABUBURIT
Bahwasanya sebagian besar muslim di Indonesia akan
familiar mengenai huruf-huruf yang terangkai menjadi sebuah kata, yaitu
“Ngabuburit”. Ya, Ngabuburit bukanlah istilah asing bagi kebanyakan orang.
Terlebih lagi istilah Ngabuburit akan kerap kita dengar dan kenal lebih
mendalam saat bulan puasa Ramadhan datang. Karena disaat itu, istilah
Ngabuburit menjadi lebih identik, eksis dan mendapatkan tempat tersendiri di
lingkungan sekitar kita. Baik itu kerabat keluarga yang mengucapkannya, sahabat
/ teman, dan orang-orang yang kita kenal baik, seperti guru, dosen, rekan
kerja, pimpinan kerja, dan lain sebagainya. Bahkan jikalau berandai-andai ada
survey yang dilakukan mengenai pengucapan Ngabuburit di setiap harinya, mungkin
akan ditemukan jutaan bahkan lebih—istilah Ngabuburit yang diucapkan oleh
banyak orang dalam satu harinya. Saking eksisnya istilah Ngabuburit di bulan
Ramadhan.
Selain itu, seiring perkembangan zaman yang sedemikian
maju. Istilah Ngabuburit dikenal sebagian besar orang melalui penggunaan
istilah yang sangat intensitas di media televisi. Dimana setiap bulan Ramadhan,
semua channel televisi akan menayangkan acara-acara dengan menggunakan topik
dari istilah Ngabuburit. Sehingga istilah Ngabuburit itu sendiri menjadi kata
yang baku dan sudah tidak asing bagi masyarakat muslim di Indonesia.
Sebelum membahas mengenai
penting atau tidak penting dari kegiatan Ngabuburit. Ada baiknya kita
mengetahui lebih mendalam apa itu Ngabuburit. Meskipun saya percaya bahwasanya
sebagian besar orang pasti sudah paham mengenai sekilas arti dari Ngabuburit.
Mengenal Ngabuburit
Istilah kata Ngabuburit itu sendiri berasal
dari Bahasa Sunda, Jawa Barat, yang berasal dari kata “burit” yang
merepresentasikan waktu yang berarti sore, senja, atau menjelang Maghrib.
Istilah Ngabuburit juga umum diucapkan banyak orang ketika menunggu waktu
berbuka puasa, tepatnya setelah ba’da Ashar.
Kebanyakan orang juga mengenal istilah
Ngabuburit sebagai menunggu waktu berbuka puasa. Kata “menunggunya” itu yang
lebih ditekankan dengan cara melakukan aktivitas / kegiatan tak rutin sambil
menunggu Adzan Maghrib tiba untuk berbuka puasa.
Namun jika diteliti lebih mendalam, istilah
kata “burit” tidak ada hubungannya dengan puasa saja. Mungkin karena buka puasa
itu dilakukan saat petang (Maghrib), dimana peralihan antara sore dan malam.
Maka pada akhirnya istilah Ngabuburit pun digunakan, diucapakan oleh dan
dikenal banyak orang, karena artinya dipersempit menjadi menunggu saatnya
berbuka puasa.
Ngabuburit sendiri dapat saya katakan sudah
menjadi tren atau sebuah tradisi yang tak bisa dilepaskan begitu saja dari
bulan puasa Ramadhan. Karena fenomena Ngabuburit saat bulan puasa Ramadhan
sudah begitu memasyarakat.
Kegiatan Positif dan Negatif Dari
Ngabuburit
Kebanyakan orang yang tinggal di kota,
biasanya menunggu waktu berbuka puasa dengan melakukan banyak kegiatan positif.
Seperti jalan-jalan ke suatu tempat (taman, dll) bersama kerabat keluarga atau
sahabat / teman, untuk sekedar menghabiskan waktu sambil menunggu Adzan Maghrib
tiba. Lalu juga ada yang menghabiskan waktu dengan beritikaf di masjid. Kemudian
juga ada yang berbelanja kebutuhan lebaran. Dan sebagian lainnya melakukan
kegiatan hang-out bersama dengan sahabat / teman,
dan lainnya.
Contoh positif lainnya dari kegiatan
Ngabuburit yang kebanyakan ada di desa, dan mungkin masih eksis sampai saat
ini. Nun jauh di masa lalu, saya pernah menjalani Ngabuburit di desa dengan
melakukan permainan tradisional bersama teman-teman sebaya. Misalnya saja
bermain sepeda bersama, meskipun itu sepeda jengki ataupun sepeda ontel, yang
tak pernah sekalipun saya duduk di jok-nya ketika mengendarainya, melainkan
bersusah payah duduk di besinya yang berada tepat dibawah jok, karena bukan
main tingginya. Lalu selain itu, Ngabuburit di desa juga diisi dengan bermain
petak umpet, bentengan, meriam-meriaman yang terbuat dari bambu dan diisi
dengan karbit lalu disulut api sehingga menghasilkan suara dentuman yang cukup
keras, dan juga melakukan permainan singkongan yang hampir mirip dengan
permainan tak kadal lubang.
Namun di sisi lain, ada juga sebagian orang
yang melakukan kegiatan Ngabuburit bernuansa negatif sambil menunggu waktu
berbuka puasa. Negatif dalam artian yang menyalahi aturan tertentu sehingga
dapat merugikan orang lain, seperti ajang balapan (trek-trekan) liar dan
sebagainya. Dan hal-hal lainnya yang bersifat hura-hura sehingga dapat
membatalkan puasa yang sedang dijalaninya.
Hakekat Sebenarnya Dari Ngabuburit
Jika kita merujuk kegiatan Ngabuburit dari
asalnya yaitu dari daerah Jawa Barat. Hakekat Ngabuburit yang dijalani oleh
masyarakat Sunda nun jauh di masa lalu, kebanyakan masyarakatnya menghabiskan
waktu Ngabuburit di dalam surau atau masjid. Seperti mengaji dengan Ustad dan
Kyai, dengan membaca kitab suci Al-qur’an, dengan bertujuan untuk
meng-khatam-kannya dalam jangka waktu hanya bulan puasa Ramadhan. Selain itu,
Ngabuburit tempo dulu juga diisi dengan kegiatan dakwah islam untuk mengajak
kebaikan dan mengajak kembali pada jalan yang benar sesuai dengan tuntunan
hadis dan kitab suci Al-qur’an.
Demikianlah makna dari ngabuburit itu sendiri. Terimakasih
semoga bermanfaat.
Oleh : Arif
Safrodin
0 Comments:
Post a Comment